Brebes (04/01), AKSITARU Indonesia mendapat kesempatan untuk bersilaturrahmi untuk berdiskusi dengan beberapa kerabat akademisi di Kampus Universitas Muhadi (UMUS) Brebes, Selasa ini. Dalam kegiatan bertajuk silaturrahmi roadshow kolaborasi, UMUS sebagai tuan rumah berkenan untuk berdiskusi dengan AKSITARU untuk mengembangkan paket vokasi desa di Brebes, Tegal dan sekitarnya.
Drs.S.B.Riono M.M selaku Kepala Penjamin Mutu Umus sekaligus Kepala Pusat Studi (PS) Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), antusias dengan program-program AKSITARU Indonesia khususnya untuk menghadirkan pusat percontohan vokasi desa dan industri atsiri di Maribaya. Dirinya, bahkan menawarkan untuk membesarkan AKSITARU bersama UMUS melalui upaya sinergi dengan pusat studi SDM atau pusat studi ekonomi kreatif UMUS agar membentuk Pusat studi baru atau bahkan Pokja di level daerah-lintas aktor.
“Saya siap mendukung rencana baik AKSITARU. Kami bisa memagangkan mahasiswa kami, diantaranya dari jurusan Agribisnis, teknologi pangan dan informatika dalam kerangka Kampus merdeka. Kami juga menawarkan paket e-learning untuk tahun 2023 dan kolaborasi untuk pembangunan fabrikasi minyak atsiri di Tegal atau Brebes”, ucap Ono, pria yang menggemari keris khas Jawa itu ketika disapa di kantornya
Ono juga menambahkan bahwa, dirinya memiliki relasi di Tegal yang memiliki kawasan lahan yang ingin dikelola produktif untuk komoditas melati dan bunga-bungaan di Tegal.
AKSITARU selanjutnya bertamu ke Fakultas Teknologi Pangan. Disana AKSITARU berkesempatan bertemu dengan Yan El Rizal M.Sc selaku Kaprodi Teknik Pangan dengan latar kimia murni. Beliau dosen tetap sekaligus Kaprodi S1 Fakultas Teknologi Pangan, UMUS.
Menurut Yan, rencana program AKSITARU untuk berkegiatan di Maribaya, Brebes sangat bagus dan perlu diwujudkan. Dirinya juga menambahkan bahwa produk SCFE (super critical fluid extraction), adalah salah satu teknologi yang baru didengar, sehingga perlu bagi kampus UMUS untuk bekerjasama dengan AKSITARU menyediakan alat dan mesin tersebut dalam skala laboratorium mini di Kampus.
“Ada rencana dari kami dan saya pribadi, berwirausaha dan mengoptimalkan potensi minyak atsiri di Brebes Tegal dan sekitarnya. Ada lab kami, mungkin nanti akan saya coba tanyakan apakah bisa dianggarkan tahun ini tidak. Intinya, kami berharap ingin terlibat di rencana AKSITARU untuk menerapkan teknologi super critical-fluid extraction di Brebes dan sekitarnya”, jelas Yan El Rizal
Setelah itu, perwakilan AKSITARU Indonesia bertemu dengan Kepala HUMAS Umus Brebes, yakni Akbar NPD Wahana.M.E.Sy Kepala Humas Umus, Miska Fitria S.I.P tim perpustakaan Umus/kepala Unit Peduli Difabel Yayasan SAI dan Syaifulloh M.M, Kepala kepegawaian Umus, Tim Pusat Studi Manajemen Budaya dan Kearifan lokal – FEB Umus.
Menurut Akbar, AKSITARU Indonesia memiliki gagasan baik yang perlu melibatkan rekan-rekan Difabel desa agar tidak tertinggal. Ia berharap, ada program-program yang bisa bekerjasama dengan AKSITARU di sektor difabel.
Miska, dari Srikandi Peduli Difabel Brebes, yang juga staff di Perpustakaan UMUS, juga berharap kepada AKSITARU agar mencarikan bentuk-bentuk workshop terapi difabel di Brebes dan kelas kelas inklusif untuk pelaku atau pegiat rehabilitasi sosial.
“Kami berharap ada peluang untuk AKSITARU bersama-sama, bantu kami membina komunitas Difabel Brebes dengan cara dan workshop yang lebih baru”, jelas Miska, founder srikandi peduli difabel Brebes yang juga seorang aktifis difabel spesialis tunarungu
Selepas roadshow, Eko Fajar, AKSITARU berkesempatan menyampaikan kepada tim media dan publikasi AKSITARU bahwa kegiatan di Brebes akan fokus pada upaya menggiatkan nilai tambah dari kawasan agropolitan Brebes dan Tegal. Dengan komponen capaian utama, menciptakan kader-kader lokal, produk vokasi desa dari industri RnD berbasis komoditas perdesaaan.
“Secara umum, kami ingin menciptakan nilai tambah bagi ekonomi kawasan di Brebes disertai dengan SDM desa yang meningkat lewat transfer knowledge di workshop. ”, tutup Eko
