Tambakrejo, Tanjung Mas Semarang (04/10), Tim AKSITARU Indonesia berkesempatan mengunjungi Eduwisata Mangrove Tambakrejo milik Kelompok Petani Mangrove Camar di Kelurahan Tanjung Mas, Semarang Utara, Kota Semarang. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka melakukan inisiasi dan penjajakan kerja sama pembinaan pelaku mangrove melalui Dewan Masyarakat Mangrove Indonesia. Dewan Masyarakat Mangrove ini telah diinisiasi oleh AKSITARU Indonesia bersama penggiat Mangrove dari Yayasan Air Indonesia (YAI) Batam pada tahun 2021 untuk merajut kebersamaan dari para penggiat / pengelola mangrove se Indonesia, melalui kegiatan forum silaturrahmi, diskusi, dan re-inventing idea dari masing-masing penggiat mangrove di Indonesia.
Dihadiri oleh Ketua Kelompok Petani Mangrove Camar dan Ketua RW 16 Kelurahan Tanjung Mas, dan Tim AKSITARU Indonesia. Penjajakan kerjasama pembinaan Dewan Masyarakat Mangroce ini ini diawali dari diseminasi best practice dari kegiatan-kegiatan pengelolaan kawasan Pesisir Tambakrejo. Ketua Kelompok Petani Mangrove Camar Tambakrejo, Zazid, sangat antusias . Dirinya juga terbuka dan siap jika diberikan kesempatan untuk menjadi mentor bagi para pemuda atau masyarakat luas, tentang budidaya mangrove.
“Kawasan Eduwisata Mangrove Tambakrejo ini, awalnya adalah program CSR dengan Pertamina setelah ada kegiatan penanaman mangrove pada tahun 2010. Lalu atas inisiatif kami sendiri, kami memulai aktivitas budidaya mangrove melalui rumah pembibitan (nursery) seukuran 4m x 6m dengan menghasilkan 20.000 buah pohon mangrove. Jelas, apresiasi besar bagi kami jika diberikan kesempatan untuk dilibatkan sebagai mentor bagi para penggiat baru atau hanya sebagai anggota Dewan Masyarakat Mangrove, kami sangat bersyukur” Jelas Zazid
Zazid juga berharap bahwa Dewan Masyarakat Mangrove Indonesia ini harus mencirikan kepakaran-kepakaran masing-masing penggiat mangrove. Pasalnya, pasca kegiatan penanaman di beberapa titik lokasi, baik oleh CSR/ BGRM, nampak belum terkoordinasi dengan baik aspek pembinaan pelaku, warga sekitar lokasi in situ dan penguatan pasar produk mangrove. Ia mengungkapkan bahwa kepakaran warga disini, lebih fokus pada manajemen pembibitan dan pembelajaran tentang rizophora sp. Ia juga berharap, bahwa Dewan Masyarakat Mangrove ini mampu menjadi hub bagi ekspor-impor produk olahan kerajinan limbah laut, dan produk olahan mangrove.
“Kami sering menjadi subkontraktor bagi Perusahaan-perusahaan yang memenangkan tender/ penunjukkan untuk penyediaan bibit mangrove unggulan rizophora. Dewan Masyarakat mangrove indonesia, besar harapan tak hanya mengadakan seremonial bergantian tiap tahun tetapi juga ada dukungan insentif bagi kelompok petani pemulia atau pembibit mangrove, serta petani olahan mangrove.” lanjut Zazid

Pendapat yang sama, juga diutarakan oleh Ketua RW 16 Slamet Riyadi, yang mengungkapkan bahwa upaya-upaya warga nya juga tak berhenti setelah menanam mangrove. Masyarakat setempat telah berusaha untuk mengelaborasi dengan berbagai elemen , seperti CSR Adhi Karya, CSR Pertamina, Pemkot Semarang dan pihak kelurahan/ kecamatan.
“Upaya- upaya kita telah jauh kemana-mana, Pak. Kita sudah berinisiatif dengan Pemkot Semarang, untuk menata jalur jogging track mengelilingi kawasan Mangrove. Dengan CSR Pertamina dan Adhi Karya, kami juga melaksanakan penataan infrastruktur kampung, seperti tanggul laut, sempadan dan jalan. Hal yang perlu dicatat, ke depan, adalah soal keberlanjutan pembinaan masyarakat di Pesisir”, demikian petik Slamet.
Memandangi hal tersebut, Imam Mudzakkir, selaku Pembina AKSITARU Indonesia mengapresiasi kerja-kerja nyata yang dilakukan oleh Masyarakat Tambakrejo, Tanjung Mas Semarang dan berterima kasih atas kesempatannya untuk berkunjung di sekitar lokasi binaan CSR Pertamina. Menurutnya, objek destinasi wisata edukasi mangrove perlu dioptimalkan utamanya atraksi di tiap destinasi wisata dan infrastruktur menuju ke lokasi in situ mangrove.
“Maturnuwun, Pak. Saya berharap, ke depan, kita bisa saling support menjadi mentor bagi tumbuhnya pelaku sosiopreneur baru di pesisir melalui Dewan Masyarakat Mangrove, juga tumbuh menjadi penggerak bagi lingkungan sekitarnya. Makanya penting, silaturrahmi seperti ini kepada para penggerak mangrove di tiap pesisir”. Jelas Imam.