Jakarta (4/3), pada Selasa, 28 Februari 2023, AKSITARU Indonesia menyambangi Kantor Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Dirjen Tanaman Pangan, Kementrian Pertanian guna memenuhi panggilan untuk berdiskusi tentang giat monitoring dan pelaporan kerja-kerja pendampingan di lapangan dalam rangka perancangan dashboard komoditas di Desa Cibulan, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan.
Mewakili Direktur Perbenihan, Ir Yayat dan Jae menerima kunjungan AKSITARU Indonesia yang memaparkan hasil penelitian sangat mengapresiasi inisiatif AKSITARU untuk memonitoring kegiatan budidaya tanaman pangan di Kabupaten Kuningan.
“Kami apresiasi betul, inisiatif AKSITARU untuk memetakan guna lahan, mengamati setiap ha lahan desa dan merancang prospek komoditasnya di satu (1) desa. Kita memang baru memonitor stok benih dari laporan pengusaha tiap minggu yang diupdate melalui zoom. Kami harap, kegiatan ini terus berlanjut di desa-desa lain, syukur bisa berkolaborasi dengan kita untuk merancang dashboard stok benih nasional yang terintegrasi dengan lapangan”, jelas Yayat
Sementara itu Jae, selaku staff Direktur Perbenihan menyatakan support untuk penelitian yang dilakukan AKSITARU Indonesia dan untuk tindak lanjut ke depan. Kegiatan perbenihan di tanaman pangan meliputi padi, jagung dan kacang-kacangan yang diamati oleh perbenihan disini.
“3 Komoditas yang kami prioritaskan untuk tanaman pangan, itu jadi urusan kami. Peta komoditas tematik desa 1:5000 ini sangat bagus untuk direkomendasikan ke desa, sebagai dashboard online website desa mereka. Supaya kalau ada investor yang ingin melihat atau membeli produk komoditas di desa, mereka terbayang dan menarik jika dikoneksikan dengan kelompok petaninya atau perusahaan penyedia benih. Kami support” jelas Jae

Setelah kegiatan ini, Eko menyampaikan kepada tim media bahwa urgensi audiensi ini adalah memenuhi panggilan kementrian pertanian sebagai kementrian teknis (mengelola program pertanian).
“Karena kita sudah seringkali berhubungan dengan pihak Kementrian Desa PDTT, mereka bilang ada wacana rencana tata ruang desa. Kami pikir, kementan yang memegang program on farm (saprodi dan alsintan) perlu berangkat dari data visualisasi lapangan yang mendukung. Jangan ada data fiktif di dalam pengajuan benih, pupuk dan bantuan lainnya ke kelompok tani. Jelek! “, tegas Eko
ia menambahkan bahwa urgensi peta 1:5000 di tiap desa, akan mengakomodir kepentingan petani untuk mengajukan pupuk, benih, dan bantuan tani lainnya termasuk bagi investor yang ingin melirik potensi dan prospek investasi di desa. Ke depan, ia akan melengkapi produk ini menjadi dashboard online yang dapat diakses oleh siapapun secara publik.