Menu Close

Studi Pembangunan ITB Kaji Pengembangan Rebana

Jakarta, Gedung DPR RI (19/10/2022), Delegasi ITB dari Program Pascasarjana Studi Pembangunan, SAPPK ITB, yang diwakilkan oleh Eko Fajar Setiawan dan Dr. Tengku Munawar Chalil mendapat kesempatan untuk memaparkan hasil riset mandiri berjudul “Kesiapan Ekonomi Wilayah dan Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Aktor (Studi Kasus: Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon)”. Kegiatan seminar ini dilaksanakan oleh Puslit Keahlian DPR RI, di Gedung DPR Senayan, Jakarta.

Sumber : Hasil Cuplikan Layar Zoom (2022)

Dalam paparannya, Eko Fajar yang mewakilkan ITB untuk hadir disana, menyampaikan bahwa terdapat delapan (8) indikator dan sepuluh (10) aktor penting dalam pengembangan kawasan Rebana yang penting untuk dilibatkan.

“Kedelapan indikator itu di antaranya a) ketersediaan infrastruktur pendukung atau penunjang, b) Optimalisasi Faktor Produksi di sekitar kawasan, c) Regulasi dan dukungan kelembagaan makro-mikro, d) Kerjasama dan akses pasar (global supply-chain), e) Insentif dan kemudahan berusaha, f)Pertimbangan Indeks Pembangunan Manusia , g) Pertimbangan ekonomi wilayah, h) limitasi oleh faktor kualitas lingkungan hidup. Sementara, kesepuluh aktor dalam kawasan di antaranya BIJB, PT Angkasa Pura 2, Perbankan, BKPM, Pemkab (Majalengka/ Cirebon Kab/Kota Cirebon), Travel agency/ Asosiasi UMKM, Gubernur, Kemenhub, Kemenpar, dan Kemenperin” Tutur Eko

Menurutnya, isu yang menjadi prioritas ke depan yakni berkaitan bagaimana pemerintah kabupatendi sekitar Kawasan Rebana atau Kertajati Aerocities, mampu menangkap peluang akibat pengembangan infrastruktur (jalan toll cisumdawu, pejagan-kanci, bandara dan pelabuhan)

Dia mencontohkan bahwa dari hasil analisis daya saing wilayah (I/O, Shiftshare) dalam 5-7 tahun terakhir dinyatakan bahwa ketiga wilayah tersebut sudah tidak dominan mengandalkan sektor primer (pertanian), namun sudah mulai beralih ke kegiatan sektor jasa (konstruksi, pendidikan, asuransi, sosial dan kesehatan).

“Kabupaten Majalengka itu dahulu, adalah basis pertanian di wilayah Pantura namun lima tahun kebelakang, dominasi tersebut sudah bergeser. Prospek dan unggulannya sekarang di sektor jasa konstruksi. Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon juga punya potensi di jasa namun kecenderungannya mulai bergeser. Mungkin akibat covid 19 kemarin, Unik jika melihat prospek wilayah Kab. Cirebon karena mereka mulai bergeser ke industri pengolahan daur ulang limbah, dan pengadaan air. Tiap kabupaten perlu menguatkan ekonomi di desa berbasis cluster wisata tematik dan atau jasa perdagangan yang mampu mengolah produk berorientasi ekspor. Sayang sudah punya bandara kargo namun belum optimal” tuturnya

Menurutnya, pengembangan di ketiga wilayah tersebut memerlukan kesepakatan lintas pihak. Pemkab Majalengka, Pemkab Cirebon dan Pemkot Cirebon diharapkan saling berkoordinasi dan terpenting, peran Gubernur Jawa Barat dianggap sentral untuk mensinergikan rencana pembangunan daerah (kab/kota) sekitar.

Saat ditanya oleh Tim Media AKSITARU, tentang isu perpindahan Propinsi Jawa Barat (25/10/2022), Eko juga mengungkapkan bahwa dirinya juga tidak menampik kemungkinan tentang kesiapan Kertajati sebagai Ibukota Jawa Barat.

“Rebana dan Kertajati adalah segitiga emas. Disana, sebelah utara, telah siap Pelabuhan barang/ manusia. Bandara pesawat juga sudah memadai untuk dijadikan pintu masuk. Jika akses masuk didukung oleh Prasarana hunian, komersil dan pendidikan yang berkualitas. Bukan tidak mungkin, 10 tahun ke depan, kawasan ini benar-benar layak untuk dihuni”, demikian tuturnya

Kegiatan seminar call for paper yang diselenggarakan oleh DPR RI, Puslit Badan Keahlian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2022, dengan mengundang beberapa narasumber pakar seperti Chatib Basri, Sri Mulyani, Puan Maharani dan beberapa tokoh (politisi, birokrat) lain yang hadir.

Fika, Panitia Seminar menambahkan bahwa terdapat tiga puluh (30) presenter dalam forum seminar ini dan tulisan mereka akan dimuat dalam publikasi Ber-ISBN yang dimiliki oleh Puslit DPR RI pada akhir tahun 2022.

Sebagai bentuk tindak lanjut hasil riset ini, Tim AKSITARU Indonesia berencana untuk menyelenggarakan dialog menjawab tantangan Kertajati dan Rebana dalam 10 tahun dan 30 tahun mendatang.

Waktu dan tempat diinformasikan kemudian

Bagikan ke
Posted in Diseminasi Riset, Ibukota Baru

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *