Menu Close

Dukungan Untuk Smart Villages Indonesia di Jawa Barat

Zoom (27/12), AKSITARU Indonesia dan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung Propinsi Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan Webinar Smart Village Indonesia Forum 1 dengan tema Road To Jambore Desa 2022, dan sosialisasi program Agro Smart Village dan Vokasi Desa. Webinar ini dihadiri oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jawa Barat , Perserikatan BUMDes Indonesia Jawa Barat, Asosiasi Pemrakarsa Indonesia Cerdas (APIC), Smart Villages Nusantara TELKOM,  Agripreneur Ganesha, Fakultas Vokasi ITS, dan beberapa tamu undangan lain baik dari mitra program (BUMDes) dan unsur SKPD lain yang hadir dari Jawa Barat.

Dalam sambutannya, Abdul Kohar, selaku Penasihat utama AKSITARU Indonesia mengatakan bahwa AKSITARU Indonesia fokus untuk mendampingi SDM di Indonesia, dan memberikan solusi praktis dari pendekatan taktis dari kebutuhan lapangan.

AKSITARU telah memetakan beberapa produk, baik aplikasi atau teknologi karya anak-anak Indonesia (dalam negeri) yang bisa kita support untuk menjawab permasalahan lokal di wilayah bapak/ ibu semua. Kita memiliki mesin SCFE, drone, pompa vertikal dan beberapa karya lain yang bisa kita support untuk selesaikan masalah di perdesaan. Hal lain yang perlu disampaikan, bahwa kita telah mendapat pengakuan untuk menjadi mitra penyelenggara Kampus Merdeka di Universitas Padjajaran, terpenting bagaimana membentuk karakter, keterampilan kognitif dan moral dari kader teknik yang kami bentuk”, jelas Kohar

Senada dengan Kohar, Hadi S. Cokro selaku perwakilan dari unsur perwakilan Dirjen Vokasi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa persoalan link and match antara permasalahan di desa dengan potensi SDM lulusan perguruan tinggi di Jawa Barat harus diselesaikan bersama.

“Kita memiliki banyak potensi yang bisa dikerjasamakan. Banyak lulusan SMK dan Diploma di Jawa Barat ternyata mayoritas bekerja di kota besar Jawa Barat (Jabodetabek-  Bandung). Pada dasarnya, kita mendukung gagasan Vokasi Desa. Banyak potensi di selatan Jawa Barat, potensi tanaman kelapa. Bagaimana kita membudidayakannya agar menghasilkan nilai tambah. Itu peran vokasi harus hadir”, tukas Hadi, yang juga mewakilkan KADIN Jawa Barat.

Dari unsur Pemerintahan Jawa Barat, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jawa Barat yang diwakilkan oleh Raden Nurtafiyana atau biasa dikenal Firman Kabid Pengembangan Usaha Ekonomi Desa menyatakan bahwa pemerintah propinsi Jawa Barat sangat fokus melakukan berbagai upaya untuk menumbuhkan desa digital di Jawa Barat.

“Kami berfokus untuk menghadirkan akses baik infrastruktur seperti sinyal internet atau telepon seluler atau perangkat aplikasi (smartphone), untuk masyarakat desa melakukan transaksi jual beli, menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah (sapa warga). Kami berharap ada diskusi yang produktif dari forum ini” tegas Firman

Dari unsur pelaku di lapangan, Tani Suryadinata pelaku BUMDes Gempolkolot yang merangkap sebagai Ketua Asosiasi BUMDes se Jawa Barat mengatakan bahwa pihaknya dan kawan-kawan BUMDes telah berupaya serius mendorong optimasi usaha melalui teknologi dan peran pendampingan desa.

“Kita sudah bekerjasama dengan tani hub dan eden farm untuk pemasaran produk tani. Kita juga sedang merintis IoT pertanian di kumbung Jamur Kerawang, dengan IoT. Maka itu, kami harap dengan kawan-kawan disini, ayo bantu kami di  Jawa Barat. Kita masih punya banyak potensi” tukas Tani Suryadinata

Dari unsur Perusahaan, TELKOM yang diwakilkan oleh Harun Triantoro mengungkap bahwa Telkom sangat concern dengan isu Smart City. Pihaknya melihat bahwa isu smart villages yang sedang dikembangkan oleh Telkom masih sangat meniru pendekatan di perkotaan.

“Kami masih terus meraba, kira-kira smart villages ini akan dibawa kemana” jelas Harun.

Menanggapi hal tersebut, Guntur selaku Ketua Asosiasi Smart Villages APIC dan Dr. Mohammad Sobri selaku Inventor Bioreaktor Kapal Selam sepakat bahwa Smart Villages Indonesia ini harus fokus menuntaskan permasalahan lokal.

“Tidak boleh ada bongkar pasang atau ikut-ikutan saja. Semua masalah itu diawali dari pra kondisi kita yang minim dalam mengkonversi fakta di lapangan menjadi informasi. Maka itu, butuh AI (artificial intelegence) dan Big Data Desa yang bisa menginformasikan factual-faktual desa.” Petik Guntur.

Sementara itu, Dr. Mohammad Sobri menekankan bahwa pendekatan Smart Villages selama ini baik dari pemerintah dan CSR perusahaan belum berfokus pada masalah inti di perdesaan. Ia sangat setuju, jika anak muda ini perlu dilibatkan untuk merancang mimpi mereka.

“Kita ini kaya dengan Energi dan Pangan. Ayo fokus kesana. Jangan mau didikte oleh barat, untuk bergantung dengan produk mereka. Kita tak perlu buat drone karena cost nya akan mahal disana. Kita memikirkan bagaimana drone ini dijalankan oleh energi baru secara otomasi. Disitulah peran teknokrat, Makanya, ayo bikin sumpah pemuda Jilid 2. supaya frame kita sama tentang smart villages” tegas Dr. Sobri

Menambahkan kedua pembicara diatas, Ir. Sigit Darmawan dari Vokasi ITS, Agung Hartanto (Agripreneur Ganesha) dan Jalu Priambodo sepakat bahwa forum ini harus dilanjutkan di tahun depan dengan tema-tema yang fokus dan tajam untuk membedah potensi satu-per satu produk dan masalah desa.

“Saya pikir sudah saatnya, saya sampaikan bahwa forum ini akan kita tindaklanjuti di lapangan. Salah satunya lewat Event Jambore Desa. Nanti kami bicara semua pihak dan solusi dari semua pihak akan kita follow up disana”, tutup Jalu Priambodo, Ketua Ikatan Alumni ITB Jawa Barat

Kegiatan ini ditutup dengan sesi foto bersama dan apresiasi kepada semua pihak yang telah mensukseskan jalannya kegiatan Smart Villages Indonesia Forum.

www.luck-of-spins.co.uk

https://lekarenslovenska24.com/kupit-genericka-viagra-bez-receptu-online/

Bagikan ke
Posted in Smart Villages Indonesia

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *