Menu Close

Petani Sadap Perhutani, Bertransformasi Jadi Petani Modern

BKPH Sukanagara Utara, Cianjur (31/01) terselenggara kunjungan lapang dan evaluasi penerapan teknologi alat sadap getah pinus bersama dengan Mitra Workshop AKSITARU Indonesia, PT Parametrik Solusi Integrasi beserta petani-petani sadap binaan Perhutani BKPH Sukanagara Utara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Menurut laporan Prisca Amanda, selaku Tim Project Management Parametrik pada Senin (05/02), kegiatan kunjungan lapang itu dalam rangka menyempurnakan proses uji coba produk dalam skala komunitas sebelum dikomersialisasi ke Perhutani di beberapa wilayah.

“Beberapa masukan dari petani operator alat sadap, seperti penyempurnaan desain pisau agar berbentuk rounded- tidak menyiku, pengurangan jumlah pisau, jam efektif penggunaan aplikasi PARATAP-40 termasuk masukan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas mutu getah sadapan” cerita Prisca

Salah seorang Operator yang ditemui, Deri Nurjaman menyampaikan bahwa penggunaan alat sadap getah modern berdaya baterai ini masih memerlukan pembiasaan dari petani untuk mendapatkan kenaikan produktivitas.

Suasana ilustrasi kunjungan lapang di Petak 26 F Sukanagara Utara, Cianjur

Hasil sadap mesin ditargetkan sekitar 6 gram/quaree/hari dibandingkan kedukul 3-4 gram/ quaree/hari. Namun, saat ini kami sering terkendala musim hujan saat penyadapan, sehingga hanya efektif menyadap sekitar 2-4 jam per hari. Selain itu, soal mutu hasil sadapan juga belum stabil”, Tutur Deri

Selain Deri Nurjaman, Sofi Parhan juga menyampaikan bahwa untuk mesin ini, dari segi kinerja sangat baik dan efisien waktu. Dari segi penyoakan atau pembuatan quarre sangat cepat dan seragam.

“Hasil penyoakan lebih rapi, cepat dan seragam serta getah mengalir lebih lancar daripada menggunakan kadukul”,tukas Sofi

Petani operator Perhutani yakin bahwa modernisasi alat penyadapan pinus, nantinya akan mengubah cara pandang masyarakat tentang petani pekebun dan petani penyadap getah, yang identif petani kuno. Ia mengaku sangat terbantu oleh fitur pisau alat sadap, yang diklaim lebih kuat dan stabil dibandingkan kedukul.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Prisca selanjutnya menyampaikan bahwa Parametrik Solusi Integrasi selaku penyedia produk alat sadap Perhutani, sedang menyiapkan talenta-talenta petani perhutani modern di salah satu SMK Cianjur.

“Kami sedang menyiapkan mas, talenta-talenta di bidang petani sadap modern dengan adik-adik SMK di Cianjur. Kebetulan ini salah satu SMK terbaik yang memiliki jurusan perkebunan/ kehutanan di Cianjur. Kami juga terus menyempurnakan produk, dan berkomunikasi dengan user atau Pihak Perhutani”, ucap Prisca Amanda, engineer wanita lulusa ITS

Prisca Amanda juga menyampaikan bahwa pembiasaan kerja adalah kunci untuk menguasai artefak baru, sehingga harapannya akan memahami penguasaan metode dan SOP kerja yang baru. Ia menyadari bahwa hal tersebut bukan tantangan mudah sehingga peran berbagai pihak, termasuk kalangan pendidik/ siswa SMK harus sudah dikenalkan dengan teknologi baru secara perlahan.

Yuyu, Perhutani sedang meninjau hasil sadapan PARATAP-40

Sementara itu, Yuyu, dari Divre Perhutani Jabar-Bantren menjelaskan bahwa pihak Perhutani sangat komitmen terhadap transformasi bisnis dan upgradding petani Perhutani. Ia mengaku, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan terus mendorong peningkatan upah di kalangan petani penyadap.

“Nanti, saat bulan ke- 2 dan bulan ke- 3, para operator akan diberikan insentif (upah) sesuai pendapatan getahnya. Kami juga meyakini bahwa alat sadap PARATAP-40 ini akan menjadi pilian yang realistis manakala minat dan jumlah petani penyadap getah, kian menurun. Tentu dengan pertimbangan kualitas dan kuantitas getah per quaree/hari, yang kita amati” tutup Yuyu

Bagikan ke
Posted in Rilis Pers

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

go to top