Via Zoom (6/2), Yayasan Wahana AKSITARU Indonesia mengadakan kegiatan kelas terampil kewirausahaan dengan mendengar pemaparan hasil riset unggulan produk desa SDGs bersama pemateri dari Teknik Material ITB, Ahmad Miftahul Anwar. Anwar, sapaan akrabnya, menjelaskan potensi, prospek dan produk pemanfaatan limbah pohon pisang atau biasa dikenal “gedebog” atau “debong”. Selain Anwar, hadir pula Masitoh atau biasa dikenal Mak Itoh yang hadir mewakili anggota PBI (Perserikatan BUMDes Indonesia) dan wiraswasta keripik pisang. Kegiatan ini dihadiri oleh 15 peserta dari beberapa desa di Indonesia, terjauh dari Sulawesi Selatan.

Anwar, selaku pembicara yang pertama mengenalkan potensi limbah batang pisang yang tidak terpakai. Menurutnya batang pisang dapat dimanfaatkan sebagai serat untuk kain, jarik atau produk lainnya, seperti kemasan yang ramah lingkungan.
“Tahun lalu, saya meneliti produk lanjut dari batang pisang ini, dari menggunakan pisang uli melalui karakterisasi fisis dan materi dari batang pisang. Sayang saya belum melanjutkan lagi karena urusan pekerjaan, padahal sebentar lagi, itu sudah hampir bisa menjadi serat siap pakai. Serat tersebut bisa dipakai untuk kain, jarik/ baju dan bahan kemasan lainnya. Di Indonesia, satu-satunya industri pengolahan pisang di Sulawesi Utara, dengan pisang abaca ”
Menurut Nuzirwan, salah seorang peserta dari PBI (Perserikatan BUMDes Indonesia) Lampung. Dia sangat mengapresiasi apa yang dilakukan anwar dan kawan-kawan yang meneliti tentang potensi pemanfaatan pisang.
“Saya sangat senang, dengan penelitian mas Anwar ini, Produknya nyata dan mudah ditemukan di Lampung. Ini depan halaman rumah saya, pohon pisang semua.Seharusnya, penelitian mas Anwar ini juga perlu mengeksplorasi jenis pisang lain karena tak hanya pisang abacca di Sulawesi saja yang berpotensi diolah menjadi serat“. Jelas Nuzirwan
Nuzirwan menambahkan bahwa pihak nya sangat bersedia untuk mendorong penerapan riset pisang oleh mas Anwar dan AKSITARU di Lampung mengingat disana sangat luas, potensi pemanfaatan pisang.
“Siap bapak, saya perlu mematangkan konsep dan hasil penelitian saya ini mengingat baru satu jenis pisang (pisang uli) yang saya teliti seratnya. Untuk kemudian, saya sempurnakan beberapa prototipe pisang lainnya di Bandung terlebih dahulu. Saya yakin pisang di Indonesia dapat ditemukan dimana-mana”, balas anwar

Kegiatan ditutup dengan pesan-kesan dari rekan-rekan Peserta AKSITARU Indonesia yang telah lama merindukan kelas daring kader desa AKSITARU.