Menu Close

Pelaku Workshop Teknik, Menggagas Resolusi Manufaktur

Parametrik Silicon Valley, Pasir Impun- Bandung (03/02), Sejumlah Pelaku Manufaktur, Industri Ekonomi Kreatif (Workshop) dan Engineer muda dari beberapa perusahaan manufaktur ternama di Bandung menghadiri kegiatan Rapat Tahunan dan Rapat Gabungan AKSITARU Indonesia.

Dokumentasi Rapat, 2024

Fenomena menarik, bahwa dalam rapat tahunan dan rapat gabungan tersebut, para pelaku workshop teknik seperti PT Parametrik Solusi Integrasi, PT Karya Atsiri Nano, Lentera, dan CV Radhika Jaya Abadi membahas beberapa poin-poin solusi untuk meningkatkan kesejaheraan masyarakat.

Dalam kegiatan tersebut, Imam Mudzakir selaku pembina AKSITARU Indonesia meyakinkan bahwa teknologi dan pelaku workshop adalah kunci meningkatkan kesejahteraan warga di desa.

Tampak Depan Foto Imam, 2024

Kita berkumpul disini, untuk bersama-sama mencari solusi untuk memecahkan persoalan bangsa, yakni tantangan bonus demografi, globalisasi dan perubahan struktur lapangan kerja sektor informal di perkotaan yang meningkat. Disisi lain, kontribusi sektor manufaktur belum optimal dan baru mencapai 18% dari kontribusi PDB Indonesia.“, cerita Imam, Pembina AKSITARU Indonesia yang juga pernah mempelopori Gerakan Kembali ke Desa (GKD) Era Basofi Sudirman

Kondisi demikian, menurutnya, perlu dicari resolusi atau pun gagasan-gagasan besar dari para pelaku workshop mitra AKSITARU Indonesia yang memiliki portfolio produk masing-masing, seperti teknologi ekstraksi atsiri nano (PT Karya Atsiri Nano), teknologi mikrohidro/ turbin/ ventilator/ alat-alat kesehatan/ teknologi pengeringan multi komoditas (PT Parametrik Solusi Integrasi), teknologi solar pv hybrid (PT Dago Engineering dan Lentera) serta teknologi kerajinan tembikar dan keramik (CV Radhika Jaya Abadi).

Tampak Depan Foto Aris, 2024

Mitra Workshop AKSITARU, Aris Budyarto (PT Parametrik Solusi Integrasi) meyakinkan bahwa kolaborasi adalah kunci dari solusi atas permasalahan bangsa yang beragam. Ia sangat meyakini bahwa produk-produk manufaktur dan talenta-talenta Indonesia sangatlah bagus namun kurang mendapat dukungan khususnya fasilitas permodalan, pemasaran produk dan insentif atas talenta unggul daerah.

Saya merasa, ada ketimpangan yang jelas antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Di Jawa, jasa welder (pengelasan) itu sampai sulit cari kerja. Tetapi di luar Jawa (NTT), mencari pekerja welder itu sulit. Kita perlu mendorong ekosistem bisnis kemitraan antara pelaku usaha manufaktur di daerah terpencil, lalu kita fasilitasi, kita upgrade pekerja dan pemiliknya, termasuk kita bersama-sama mencari akses pasar ke luar negeri atau menumbuhkan aktivitas produktif dengan talenta disana. Gap inilah, yang saya sebut ‘blue ocean’ yang belum terpetakan” jelas Aris

Aris juga mengaku, beberapa kali sudah dikontak oleh beberapa pejabat pemerintah dari Sulawesi untuk menyediakan produk-produk teknologi alat kesehatan dan dirinya siap bekerjasama, termasuk mengirimkan utusan engineer dari perusahaan workshop nya ke perusahaan atau pelaku usaha manufaktur di luar pulau Jawa.

Tampak Depan, Henry Joesan, 2024

Selanjutnya, Joesan dari Lentera lebih menekankan pada urgensi ekosistem produk teknologi yang dinilai perlu pengkajian ulang peta jalan (road map) hilirisasi. Ia mengaku prihatin atas arah hilirisasi komoditas di Indonesia, yang cenderung bergantung sekali pada komoditas fossil.

Saya berharap, hilirisasi atau industrialisasi itu sejalan dengan tantangan global, seperti menjawab target pencapaian pengurangan emisi karbon, ekonomi hijau atau digital bahkan ekonomi kreatif. Pengembangan teknologi yang ramah masyarakat desa, adalah kunci meningkatkan kesejahteraan masyarakat“, tutur Josan, yang ternyata adalah sahabat Ricky Elson.

Tampak samping Ibu Elina, 2024

Senada dengan Josan, Elina dari Studio keramik (CV Radhika Jaya Abadi) menilai bahwa poin-poin dari forum ini diharapkan membantu kerja-kerja pemerintah dan Kamar Dagang Industri. Ia menceritakan bahwa KADIN sangat berkonsentrasi sekali dengan manajemen talenta masyarakat, termasuk melakukan levelling up, dan reskilling talenta.

Tampak Depan Deddi Atsiri Nano, 2024

Disisi yang lain, poin yang paling menarik datang dari Deddi Soepangkat Noer, Inventor Atsiri Nano SCFE (PT Karya Atsiri Nano) menjelaskan bahwa pentingnya lembaga atau komunitas AKSITARU ini untuk mengintegrasikan kompetensi, produk, pengalaman dan pasar sehingga ekosistem industri itu tumbuh.

Saya mengapresiasi betul, AKSITARU Indonesia yang selalu komitmen dan tekun menghadirkan diskusi-diskusi dan peluang-peluang jejaring baik ke mahasiswa, pemerintahan desa / pusat bahkan pelaku usaha lain. Yang mungkin perlu didorong lagi, adalah bagaimana talenta ini disiapkan untuk menawarkan project ke luar negeri dengan membawa produk-produk manufaktur Indonesia. Saya rasa, AKSITARU mampu“, imbuh Dedi

Tampak Depan Elga, 2024

Berbeda dengan para pelaku lainnya, Elga dari PT Dago Engineering, Resolusi manufaktur dari AKSITARU Indonesia adalah tindakan-tindakan nyata bagaimana merajut potensi antar pelaku workshop untuk berbisnis bersama, dan sekaligus menciptakan peluang bersama-sama untuk mengakses pasar.

“Kita harapkan resolusi manufaktur, mampu menghasilkan kesepakatan kolaborasi-kolaborasi proyek baik proyek EBT, proyek manufaktur dan sebagainya. Terus kita juga bisa berjejaring dengan lintas engineer dari berbagai kampus hingga menciptakan momentum bersama untuk berkembang diluar kompetensi profil kita. Saya pikir, itu kebutuhan pelaku workshop teknik”, demikian tutup Elga

Luck of Spins login

Bagikan ke
Posted in Rilis Pers

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *