Bandung (25/01),- Tim AKSITARU Indonesia menghadiri undangan seminar ISED- Renewable Energy Inspiration Forum (I-REIF) di Hotel Pullman, Kota Bandung pada hari kamis 25 Januari 2024. Acara tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Ketenagakerjaan Bappenas RI dengan GIZ (Lembaga Donor Publik Asal Jerman). Tim AKSITARU Indonesia yang diwakilkan oleh Eko Fajar dan Muhammad Elga, hadir membersamai mitra Workshop Heksa Hydro, Ir Kusetijadi yang menjadi Narasumber/ pemateri.
ISED- Renewable Energy Inspiration Forum (I-REIF) adalah forum diseminasi publik tentang proyek penguatan aktor-aktor lokal (Akademisi/ Praktisi/ Mahasiswa) dalam mempraktikkan tindak lanjut pelatihan kader energi baru terbarukan bidang mikrohidro (PLTMH) di lima (5) kota se Indonesia, dengan jumlah peserta 1374 peserta dalam 20 batch pelatihan sejak tahun 2022.

Proyek tersebut adalah hibah dari Pemerintah Jerman melalui GIZ sebagai lembaga donor penyalur bekerjasama dengan Bappenas (Direktorat Ketenagakerjaan), Pelaku Workshop Manufaktur Mikrohidro, dan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Industri (BBPPMPV BMTI) sebagai mitra penyelenggara.
“I-REIF, ini kami dedikasikan kepada peserta kami dan para trainer kami. Proyek ini akan selesai per Juli 2024 namun semangat untuk mencapai target pengurangan emisi karbon, akan menyala bersama kader-kader kami dibidang manufaktur turbin”, papar Ruly, Manager Program dari ISED

Dalam kegiatan IREIF, hadir Ir Kusetijadi sebagai narasumber pemateri sesi talkshow. Kus menyampaikan bahwa hal terpenting tindak lanjut pelatihan, diharapkan peserta mampu menginisiasi aksi-aksi untuk menerapkan keilmuannya.
“Setelah dilatih di berbagai workshop, peserta harus mampu menginisiasi proyek pemasangan mikrohidro (PLTMH), memetakan wilayah mana yang potensi, merakit komponen dan bermitra dengan workshop manufaktur lokal bahkan berkoordinasi dengan masyarakat lokal untuk saling membantu kepentingan proyek” cerita Kus, pria yang disapa Mbah Jo ini.
Kusetijadi juga menanggapi usulan dari Eko Fajar, dari AKSITARU Indonesia bahwa potensi bisnis investasi di dalam/ luar negeri untuk penerapan energi bersih sangat prospek dan menggiurkan, terutama Energi listri dari mikrohidro.
“Saya sampaikan kepada Mas Eko, bahwa kita sangat mungkin berinvestasi ke luar negeri melalui proyek-proyek pembangkit listrik. Saya pernah kirim mikrohidro ke Uganda, tahun 2000-an. Talenta-talenta kita sangat mungkin menjadi ahli disana. Belum lagi soal, pasar industri manufaktur kita yang sedang turun hari ini padahal potensi kita besar. Saya jamin, manufaktur kita akan siap menerima berapa pun pesanan komponen dari turbin dibandingkan solar pv/ kincir angin”, jawab Kus
Menanggapi hal tersebut, Elga salah satu anggota AKSITARU Indonesia yang saat ini Direktur di Perusahaan Penyedia Pembangkit Listrik (PT Dago Engineering) menyampaikan bahwa transisi energi ke depan akan sangat menarik apabila dikerjakan menggunakan bauran antara solar pv dengan mikrohidro atau angin (turbin).
“Saya beranggapan, bahwa kita perlu merancang sebuah percontohan hibrid antara solar pv, turbin atau mikrohidro sekaligus di kampung, pasti akan sangat menarik. Tentu ini jadi percontohan luar biasa bagi kolaborasi antar pelaku pengusaha workshop manufaktur di Indonesia.”, tutur Elga
Kegiatan ini ditutup dengan ramah tamah dan berfoto bersama.