Blitar (19/8), launching produk turunan limbah atsiri berupa hidrosol di Desa Semen, Kabupaten Blitar merupakan bagian dari program binaan / CSR PT Kimia Farma sedang mendapat atensi dari berbagai pihak. Program Kampung Olis Centre (Olah Limbah Atsiri) di Desa Semen menghasilkan produk-produk turunan seperti karbol, sabun cuci dan bahan parfum atau pewangi lainnya.
“Banyaknya limbah yang diproduksi dari proses destilasi (penyulingan) atsiri nilam ditengarai memicu lahirnya solusi kampung olis (olah limbah atsiri) ini.” Petik Dharma, salah seorang Direktur PT Kimia Farma. Dengan demikian, produk dari rantai bisnis atsiri yang dibangun oleh PT Kimia Farma dan PT SIL (sebagai anak perusahaan) telah ramah lingkungan, memiliki nilai jual di pasar dan mampu mewujudkan prinsip zero emission dan kelestarian lingkungan.

Dalam kegiatan tersebut, dihadiri oleh Ibu Bupati Blitar, Kepala Desa Semen, Direksi dan GM Kimia Farma (Bapak Dharma, Bapak Wisnu, Bapak Roni) segenap Direksi PT SIL (Bapak Acep) serta beberapa pelaku UMKM limbah atsiri / hidrosol dari Desa Semen.
Dikutip dari video rilis Olis Centre, direktur program Olis Centre dari Kimia Farma, menerangkan bahwa program Olis Centre adalah wujud konkret dari PT Kimia Farma memberdayakan masyarakat di wilayah mitra budidaya. Mengingat Desa Semen merupakan daerah yang mensupply kebutuhan minyak atsiri nilam disana. Melalui PT SIL (anak perusahaan Kimia Farma), budidaya dan pemasaran minyak atsiri nilam telah berjalan selama kurun dasawarsa terakhir.
Dengan launching Kampung Olis Centre di Desa Semen, yang memiliki problem dari limbah industri minyak atsiri agar diolah secara kreatif menjadi produk-produk turunan. Kimia Farma, melalui retail-retail atau outlet PT SIL sangat siap untuk bermitra memasarkan produk turunan tersebut.
Bupati Rini menuturkan bahwa produk CSR kampung Olis Centre ini sangat relevan dan mendukung aktivitas warga disini, yang bergelut di sektor wisata homestay dan alam.

“Dipadu dengan destinasi wisata alam dan homestay, semoga produk Olis centre ini menjadi cinderamata dan semoga bisa mensupply kebutuhan produk kebersihan rumah tangga di wilayah Blitar Raya“, tutup Rini
Sementara itu, Nur selaku Penggiat UMKM Hidrosol dan Innovator Kampung Olis Centre ini menyatakan bahwa produk olahan hidrosol dari desa Semen ini telah mendapat pengakuan dari pihak Kampus Universitas Brawijaya
“Dengan produksi rerata tiap hari sekitar 300-350 botol yang dapat kami produksi. Kualitasnya sudah teruji di Universitas Brawijaya“, petik Nur
Lanjutnya, rencana nya produk-produk olahan hidrosol ini akan mensupply retail-retail PT SIL dan Kimia Farma serta beberapa toko atau warung di sekitar desa Semen dan Blitar.