Menu Close

Gagas Akademi Drone, Desa Butuh 1000 Talenta Geospasial

Bandung, Jawa Barat (10/12), AKSITARU Indonesia menggagas Akademi Drone Indonesia pada penghujung akhir tahun 2023. Program ini merupakan kolaborasi swadaya sekaligus program rintisan para penggerak kelompok mahasiswa dibawah Inkubasi Kelompok Giat Sekolah Spasial AKSITARU Indonesia. Kegiatan ini sejalan dengan Program Pemerintah untuk Mendukung Desa Presisi dan Satu Data Indonesia, yang akan menguatkan ekosistem kualitas data nasional di Indonesia.

Sebelumnya, AKSITARU pernah memiliki Sekolah Kader Spasial Ganesha dan Sekolah Lapang Pemuda Eks Tambang (Rangers Ex Tambang), yang secara terpisah difokuskan untuk memfasilitasi kader-kader Geospasial di ITB terhubung dengan desa-desa mitra. Kini, AKSITARU melahirkan program baru bernama “AKADEMI DRONE” untuk memfasilitasi pemuda-pemuda mendampingi desa-desa mitra terpilih

Arshel Yavasena, selaku koordinator Sekolah Spasial mengutarakan bahwa kegiatan ini juga menggabungkan dua (2) modul kurikulum / keahlian yakni keahlian pengoperasian dan pengolahan drone, serta keahlian tematik dibidang pengolahan citra 1:5000.

Menguasai drone itu, sama hal-nya menguasai masa depan lanskap di masa depan. Kita sudah memiliki modul sekolah kader spasial (modul pengolahan GIS) dan sekolah edukasi lahan kritis eks tambang. Kini, tinggal elaborasi saja pada modul ketiga kami, yang akan hadir mewarnai. Kami siap cetak 1000 talenta geospasial untuk desa di Indonesia“, tutur Arshel, selepas kegiatan pelatihan

Arshel, juga mengutarakan bahwa keahlian drone juga dapat dipakai untuk mentransformasikan usaha di sektor pertanian, dan perkebunan. Ia yakin sekali, bahwa talenta desa ke depan membutuhkan keterampilan geospasial dalam satu (1) paket, yakni keahlian mengoperasikan drone, keahlian mengoperasikan perangkat aplikasi GIS dan keterampilan mengelola data lanskap untuk desa.

Ke depan, talenta talenta drone desa, lah yang akan mengerjakan penyemprotan hama dan mendeteksi kesehatan tanaman di perkebunan atau kawasan pertanian. Kita tak bisa mengandalkan pekerja kasar, buruh tani untuk menyemprot tanaman. Mereka harus dimanusiakan atau bahkan mereka sendiri, akan bergeser peran menjadi pilot sawah atau kebun“, petik Arshel

Dalam kegiatan Akademi Drone ini, Arshel dibantu oleh Koordinator Program Akademi Drone, Vira Islami dari UPI. Vira sebagai engineer geospasial UPI juga mengutarakan urgensi untuk menguasai teknologi drone bersama AKSITARU.

Kelas kelas di akademi drone, ini bekal awal untuk saya sekaligus belajar mengoperasikan drone. Tak hanya menguasai analisis geospasial pada aplikasi GIS saja. Keterampilan mengukuisisi data, dan sekaligus keterampilan menerbangkan pesawat kecil drone ini akan sangat membantu perencanaan desa yang bias akan kepentingan kepala desa“, tutup Vira

Kegiatan Akademi Drone Desa ini akan berjalan selama kurang lebih satu (1) bulan di Bandung, dengan empat s.d. enam kali pertemuan. Para peserta akan diminta mempelajari proses akuisisi data geospasial, proses pengolahan hingga proses visualisasi data geospasial yang menarik pelaku usaha atau pemerintah

Bagikan ke
Posted in Akademi Drone Desa

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

go to top