Menu Close

ESDM Jabar Segera Revegetasi Lahan Eks Galian Terlantar

Kuningan (16/03), dalam agenda kunjungan ke Kawasan Eks Galian Pasir di Desa Cibulan, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan. ESDM Jawa Barat bersama Cabang Dinas ESDM Jawa Barat VII Wilayah Cirebon Raya dan Rangers Ex Tambang AKSITARU, Ai Saadiyah mengumumkan kepada media dan jajaran ESDM Jawa Barat untuk segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat lingkar tambang. melalui upaya-upaya revegetasi lahan bekas galian pasir sebagai salah satu solusi bagi kegiatan pasca pertambangan di Jawa Barat.

Ai Saadiyah Dwidaningsih, dipanggil “Ibu Ai” ini, turut hadir dalam kunjungan site demplot lahan kedelai dan kacang tanah milik Petani yang difasilitasi oleh Ranger Ex Tambang di Bumi Kedelai Cibulan. Melalui kunjungannya itu, ia mengumumkan kepada jajaran nya dan masyarakat tamu undangan yang hadir itu untuk mendukung wacana strategis ESDM Jawa Barat dalam rangka pengelolaan lahan bekas tambang galian di Jawa Barat.

Saya mohon kepada Bapak Tedy, selaku Kabid Pertambangan dan jajaran ESDM Cirebon untuk segera mendata pemilik IUP aktif atau tak aktif serta menginventaris lahan-lahan bekas galian yang belum jelas kepemilikannya. Kami lihat, warga Cibulan sangat antusias untuk menggarap lahan bekas galian pasir dengan tanaman kacang-kacangan (musiman) sehingga untuk jaminan reklamasi melibatkan masyarakat dan pengusaha pemilik iup disini“, tutur Ai kepada tim media AKSITARU.

Tarpin, selaku ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Cibulan sangat berterima kasih kepada niat baik ESDM Jawa Barat untuk mewacanakan pertemuan antara petani dengan pengusaha pemilik IUP tambang disini.

Mengingat, kami baru mampu menyediakan 25 ha saja untuk lahan kedelai dari total target tiap tahun kepada desa kami seluas 50ha agar ditanami kedelai. Itu saja, kadang kami sering ditakut-takuti kalau lahan galian bakal dijual pemilik. Kami mohon segera difasilitasi ya pak, bu!” demikian tutur Tarpin

Senada dengan Tarpin, Eko dari Ranger Ex Tambang juga berharap agar tindak lanjut jaminan reklamasi tambang betul-betul melibatkan warga masyarakat lingkar tambang. Ia mengutarakan bahwa kesulitan lahan garapan di bekas galian pasir ini adalah menyangkut kontur datarannya yang curam hingga terjal dan kandungan tanah yang tandus.

Sudah tanah tidak datar, curam. Keras dicangkul dan unsur haranya hampir tak ada sama-sekali. Makanya jaminan reklamasi, sangat ditunggu bagi petani karena biaya persiapan lahan, penggemburan dan perbaikan hara tanah mahal, per/ha kami hitung kurang lebih estimasinya 30 Juta rupiah.” tutur Eko

Ia melanjutkan bahwa jika tak mampu menyediakan angka itu, maka pendekatan revegetasi lahan bersama petani melalui penanaman kacang-kacangan lebih prospek untuk dipilih bagi pemilik IUP.

Selain melatih kesabaran petani untuk mengolah tanah dan memperbaiki unsur hara tanah. Petani penggarap lahan eks galian pasir lebih tekun dan kreatif, dari pola tanam polikultur atau monokultur kacang-kacangan dengan jagung atau kacang-kacangan dengan sereh wangi atau cabe. Pemilik IUP itu hanya perlu menyediakan lahan petani dan meratakan tanah saja untuk kontur yang curam sekali“, demikian jelas Eko

Menanggapi usulan-usulan itu, Tedy Rustiadi selaku Kabid Pertambangan ESDM Jawa Barat akan segera menindaklanjuti hasil kunjungan lapangan ini untuk dimusyawarahkan bersama, perihal strategi dan penyusunan peluang ekonominya.

“Saya pikir skema-nya sudah jelas ya, teman-teman petani sebagai penerima manfaat kegiatan. Pengusaha Pemilik IUP nanti akan menyediakan lahan atau menyiapkan lahannya. Kemudian Ranger Ex Tambang, kami minta untuk dampingi petani ini. Konsep revegetasi lahan dengan kacang atau komoditas lain, yang akan saya bawa ke pemilik IUP” jelas Tedy , pria lulusa geologi UNPAD itu.

Selanjutnya, Heru Prabowo selaku Kepala Seksi Pertambangan dan Air tanah mengatakan bahwa pengelolaan lahan bekas galian perlu diarahkan ke kegiatan pertanian yang melibatkan banyak pekerja/ buruh dari masyarakat lingkar tambang.

Saya lihat, banyak manfaatnya insyaallah jika lahan ex galian pasir ini menjadi sawah atau kebun/ ladang bagi warga. Tak hanya konsep wisata tanaman kayu keras saja atau buah, petani lebih butuh agar ladang bisa musim ditanam dan dipanen. Mungkin ranger ex tambang yang lebih vokal untuk mendampingi teknis penanamannya. Tugas kami, mempertemukan petani dengan pemilik IUP untuk bekerjasama“, tutur Heru

Ia berharap agar petani Desa Cibulan, terus bergiat dan jangan menghiraukan ancaman akan tanah eks galian ini. Ia meyakini bahwa ancaman itu hanya teror saja, dan bukan berita tervalidasi.

Karena pada dasarnya, kami yang tau pemilik ijin usaha pertambangan mereka Pak. Gak usah khawatir, Bapak terus menanam ya“, jelas nya

Kegiatan ini berjalan dengan antusias dan diikuti oleh perwakilan kelompok tani di Desa Cibulan. Kegiatan ini ditutup dengan foto bersama dan ramah tamah

Sumber: Dokumentasi AKSITARU, 2023

Bagikan ke
Posted in Rilis Pers

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *