Tegal (10/4), Via Zoom, AKSITARU Indonesia bekerjasama dengan DPD LPM Jawa Tengah sukses menyelenggarakan Webinar Temu LPM Desa se Eks Karesidenan Pekalongan dan rilis program Bimbingan Kader Teknik Desa. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum DPP LPM RI (Dr Ahmad Doli Kurnia Tandjung S.Si., MT.), Ketua DPD LPM Jawa Tengah (Prof Sri Puryono,KS.,MP), Ketua DPN PPDI/ Persatuan Pejabat Perangkat Desa Indonesia (Widhi Hartono), Sekretaris DPD LPM Jawa Tengah (Sumarna, S.Pd., M.Pd), Pembina AKSITARU Indonesia (Ir. Imam Mudzakkir), Rekan-Rekan Kader/ Pengurus LPM Brebes, Tegal, Pekalongan dan beberapa tamu undangan dari DPD LPM Jawa Tengah (Demak, Rembang, Magelang, Sukoharjo, Salatiga dan Surakarta). Selain memertemukan jaringan LPM Desa dan DPP LPM melalui zoom virtual. Kegiatan ini juga menjadi tahapan sosialisasi program bimbingan kader teknik desa tahun 2021, yang akan diintegrasikan dengan program LPM Academy oleh DPD LPM Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Prof Sri Puryono KS.MP, yang hadir sebagai keynote speeker kegiatan tersebut memberikan beberapa poin terkait peran, fungsi dan kondisi LPM di Jawa Tengah. Ia menegaskan bahwa LPM adalah mitra pemerintah, yang berorientasi kepada pengembangan kapasitas, pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.
“Saya sampaikan di forum ini, bahwa LPM Desa/ Kelurahan ini mitra pemerintah. Tentu kader dan pengurus LPM Desa/ Kelurahan harus memiliki orientasi terhadap pelayanan dan pembangunan masyarakat. Kader/ Pengurus LPM tidak terafiliasi dengan partai dan tidak berpolitik praktis. Ia harus selalu ada dengan masyarakat, dan tumbuh dengan misi mewujudkan ketahanan sosial desa”, Jelas Profesor, yang sekaligus Guru Besar di UNDIP.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan peluang yang baik di saat pandemi seperti ini, kita memerlukan beragam inovasi program, salah satu di antaranya melalui pendampingan kader teknik desa yang akan diintegrasikan melalui LPM Academy.
“Saya sampaikan kepada Bapak Doli, bahwa LPM Academy penting diwujudkan, untuk meningkatkan kualitas, kapasitas dan keterampilan kader atau pengurus LPM Desa. Mereka kita bekali dengan keterampilan mengolah data pembangunan, memfasilitasi kegiatan perencanaan pembangunan desa, dan supervisi program pemberdayaan dari dana desa dan sumber dana lainnya”, lengkapnya.
Menanggapi hal itu, Bapak Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Ketua Umum DPP LPM RI yang sekaligus Ketua Komisi II DPR RI berpendapat bahwa saat ini kepengurusannya sudah menindaklanjuti usulan-usulan dari beberapa Pengurus DPD dan DPP. Ia juga menjelaskan bahwa pihak kepengurusannya, sedang berkoordinasi dengan Kemendagri- TNI dan Polri untuk mereformulasi tugas, peran dan fungsi LPM Desa/ Kelurahan sebagai pilar-pilar ketahanan sosial, bangsa dan politik di desa.

“Kami dari DPP LPM RI, sudah berkoordinasi ke Kemendagri, TNI, dan Polri untuk menguatkan kembali fungsi LPM sebagai pilar-pilar kesatuan sosial, bangsa dan politik di desa. Di sisi lain, kita juga perlu menyiapkan proses regenerasi LPM Desa/ Kelurahan, mendorong kualitas kader/ pengurus serta mendorong pemerintahan daerah untuk lebih memerhatikan kader-kader LPM Desa di daerah” Jawab, Ketua Umum DPP LPM RI itu.
Ia juga sepakat dengan usulan Prof Sri Puryono, bahwa kegiatan seperti Webinar LPM Jawa Tengah ini perlu diduplikasi oleh beberapa daerah propinsi lainnya di Indonesia.
Mengingat kesibukan beliau, beliau izin untuk melanjutkan acara di Bali dan memberikan apresiasi terhadap rekan-rekan peserta webinar.
Selanjutnya, hadir pula Ketua DPN PPDI (Persatuan Pejabat Perangkat Desa Indonesia), Bapak Widhi Hartono. Ia hadir memberikan sambutan pengantar mewakilkan pejabat perangkat desa di Indonesia. Ia mengapresiasi kegiatan ini dan memberikan beberapa catatan terhadap keberjalanan pokmas LPM Desa/ Kelurahan di Indonesia.
“Masalahnya, terdapat pada ketidakpahaman dari pihak supradesa di seluruh Indonesia, khususnya LPM Desa ini masih melihat pemerintahan desa sebelum UU Desa diberlakukan. Setelah UU Desa ini berlaku, kepala desa sewajarnya sebagai presiden, dan kelompok masyarakat lainnya, itu adalah kekuatan supradesa yang sudah seharusnya mensukseskan visi-misi dan program-program kepala desa. Kapan-kapan, kita perlu diskusi tatap muka, Pak Prof Sri untuk menyamakan visi misi perjuangan”, Ujar Widhi Hartono
Setelah mendengar sambutan-sambutan dari peserta, sesi materi pokok kegiatan disampaikan oleh Bapak Sumarna S.Pd., M.Pd (Sekretaris DPD LPM Jawa Tengah) dan Bapak Ir. Imam Mudzakkir (Pembina AKSITARU Indonesia)
Dalam sesi pemaparan pertama, Bapak Sumarna menjelaskan sekilas selayang pandang keberjalanan DPD LPM Jawa Tengah, dan rencana aksi strategis serta program-program DPD LPM Jawa Tengah. Pihaknya juga menjelaskan beberapa tahapan- tahapan pembentukan DPD LPM Kabupaten/ Kota
“Kami dari DPD LPM Jawa Tengah sudah mencetak bendera pataka untuk tiga puluh lima (35) kabupaten/ kota di Jawa Tengah, dan saat ini baru sekitar dua puluh (20) DPD LPM Kab/ Kota yang sudah terdaftar sebagai anggota kami. Harapannya, kegiatan ini berhasil mempercepat pembentukan kepengurusan LPM di Kab/ Kota, mengingat target kami terkait pembentukan kepengurusan daerah harus selesai tahun ini”, Jelas Sumarna
Sumarna juga menjelaskan bahwa kegiatan ini terlaksana, berkat komunikasi yang aktif dari rekan-rekan dari AKSITARU Indonesia sejak tahun 2020.
“AKSITARU sudah lama berkomunikasi dengan kami, secara intensif dan tahun ini, kami intensif untuk menyamakan rencana kerja dan visi. Insyaallah kita akan bekerjama,wujudkan program LPM Academy, sekolah untuk kader/ pengurus LPM Desa di Jawa Tengah. Kurikulum dibawah supervisi kami, pengajar dan proses sertifikasi dikoordinasikan oleh AKSITARU Indonesia. Untuk beberapa topik, kami juga didukung oleh pengurus yang mayoritas dari kalangan Kampus/ Praktisi/ Akademisi” Jawab Sumarna, pria asal semarang ini
Sesi paparan terakhir, disampaikan oleh Bapak Imam Mudzakkir. Beliau menceritakan perjalanan panjang lahirnya AKSITARU Indonesia. Ia menegaskan bahwa AKSITARU dilahirkan untuk mendampingi SDM-SDM kelompok desa/ kelurahan di Indonesia.
“Kami sudah berkegiatan sejak tahun 2019, melakukan iterasi program pendampingan teknologi tepat guna dan perencanaan tata ruang perdesaan di Majalengka, Bandung dan Ciamis. Kami berpikir, bahwa para lulusan muda dari perguruan tinggi memerlukan wadah untuk kembali ke desa (terserap pekerjaan di desa) agar tak bergantung lapangan pekerjaan di kota. Kita masih punya banyak BUMDes/ Koperasi usaha desa, yang belum optimal, dan seharusnya menjadi wadah eksploratori. Saat ini, PR kita bagaimana menyiapkan kader-kader muda (kader tani, kader LPM, kader BUMDes) dari kalangan akademisi/ praktisi muda, membantu desa-desa di sekitar melalui jaringan kader teknik desa di Indonesia”, Jawab Imam
Imam, sapaan akrab Pria asal Malang yang aktif di LPM Jawa Timur itu, menjelaskan dengan gamlang, bahwa LPM Desa/ kelurahan di Indonesia memerlukan regenerasi kader/ kepengurusan dan standardisasi SDM Kader Desa/ Kelurahan dalam menguasai keterampilan/ keahlian teknis lainnya di desa. Ia menjelaskan pentingnya memanajemen talenta-talenta terbaik di desa/ kelurahan.
“Lewat LPM Academy, nanti diharapkan menjadi wadah regenerasi kepengurusan LPM Desa/ Kelurahan di berbagai bidang (pertanian, peternakan, perikanan). AKSITARU juga sudah memberikan contoh lewat Sekolah Tani Millenial, Webinar Agropolitan Nusantara, dan Kelas Kader Teknik Desa. Ke depan juga perlu dipikirkan bagaimana menyiapkan Pengurus LPM Desa/ Kelurahan menjadi pengurus lembaga inkubasi bisnis dari tumbuhnya potensi-potensi start up (usaha rintisan) masyarakat desa. Mereka harus pandai mengelola program kemitraan. Tentu dengan memanfaatkan peluang anggaran dari daerah, swasta (CSR) dan hibah”, Jawab Imam.
Sebagai penutup kegiatan, selaku manager program bimbingan kader teknik desa, Eko Fajar Setiawan, menguraikan bahwa mulai bulan april s.d. agustus 2021. Kita akan coba prototipekan kurikulum baru kita, sesuai prioritas pembangunan desa, dan usulan mitra-mitra aksitaru.
“Insyaallah, kita akan lanjut webinar-webinar kader teknik desa di tahun 2021. Semoga kolaborasi dengan LPM Jawa Tengah, terekskalasi ke pusat untuk menjadi percontohan kolaborasi desa berjejaring dan program Kampus Merdeka Belajar. Bismillah, mari gandengan!”, tutup Eko