Menu Close

Demo Pikohidro, Budiman Dukung Kiprah Parametrik

Cimenyan, Bandung (09/05),beberapa waktu lalu, Tim Parametrik Mendapat kunjungan dari Budiman Soedjatmiko di Kantor Parametrik Silicon Valley, Pasir Impun, Cimenyan, Kabupaten Bandung. Kunjungan tersebut dalam rangka studi laboratorium dan FGD mengenai produk-produk strategis untuk pengembangan masyarakat desa.

Dalam kunjungan tersebut, PT Parametrik, yang dipandu oleh Ir. Aris Budyarto selaku Direktur Perusahaan menunjukkan berbagai produk teknologi PT Parametrik disana. Ia menceritakan secara bertahap, inspirasi, tujuan, ide-ide besar hingga proses manufakturisasi teknologi dalam skala perusahaan teknologi menengah.

Peragaan Set Up Pikohidro Terbaru PT Parametrik

“Di Cina, perusahaan rumahan itu menyediakan berbagai komponen teknologi untuk HP atau Laptop. Di Korea, juga sama, para pemuda bekerja di lingkungan industri kecil. Di Jepang, pun hampir sama. Produk kita tidak kalah dengan produk asing, bahkan product manager dan developernya banyak dari Indonesia atau ASEAN. Parametrik hadir sebagai jawaban untuk menjadi contoh, bagaimana lingkungan industri kecil ini bisa tumbuh”, jelas Aris

Aris juga memeragakan pengembangan teknologi pikohidro yang dibuat oleh tim-nya. Ia menjelaskan bahwa teknologi pembangkit energi listrik yang potensial dikerjakan di Indonesia, salah satu diantaranya adalah teknologi pikohidro.

“Kami pikir, banyak curug/ mata air di perdesaan, yang harusnya mampu dimanfaatkan sebagai sumber energi, belum begitu optimal dimanfaatkan. Pemerintah masih mengandalkan PLTA melalui bendungan. Padahal risiko proyek dari bendungan itu kompleks. dengan dampak ekologis dan sosialnya. Teknologi pikohidro ini sudah pernah kami pasang di Karanganyar, dengan pompa yang sekaligus mampu mengalirkan air ke lahan-lahan kritis”, petik Aris

Mendengar pernyataan tersebut, Budiman Soedjatmiko mengapresiasi langkah-langkah dan kiprah yang telah dilakukan oleh Aris Budyarto. Ia meyakinkan bahwa produk-produk Parametrik ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat di perdesaan dan daerah tertinggal.

Prisca Amanda S.T, salah satu enjiner di Perusahaan Paramerik, menyampaikan kepada tim media AKSITARU bahwa peran pemerintah diharapkan mampu mendorong insentif, akses pasar dan fasilitasi pengembangan teknologi dengan masyarakat di daerah. Ia mengungkapkan kehadiran BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) dan BRIDA (Badan Riset Inovasi Daerah) belum sinergis, belum padu dan belum memiliki kekuatan di level pengambilan keputusan di daerah.

Prisca dan Tim mendengarkan cerita Budiman

Saya banyak terlibat dalam beberapa project disini, saya merasa BRIDA- dan BRIN masih kerja sendiri-sendiri. Di level pengambilan keputusan daerah, perusahaan manufaktur teknologi seperti kami, sulit untuk melakukan pengembangan teknologi di daerah. Apalagi banyak sekali teknologi di desa, yang gagal operasional/ mangkrak (tidak dikelola oleh pihak desa). Disana saya pikir, masyarakat desa masih menganggap inovasi teknologi sebagai proyek bukan sebagai kebutuhan “, jelas Prisca

Prisca juga berharap, bahwa kehadiran Budiman Soedjatmiko di Kantor Parametrik Silicon Valley dapat membawa terobosan baru teknologi di perdesaan. Ia mengutarakan bahwa Kementrian Desa dan BRIN / BRIDA perlu menyusun bersama cetak biru (blue print) teknologi desa berkelanjutan.

“Saya pikir, sudah waktu nya berangkat dari teknologi tepat guna menuju ke teknologi desa berkelanjutan. Peran Pos Pelayanan Teknologi Desa/ Kelurahan, perlu direvitalisasi dan dipandu oleh BRIN, BRIDA, dan Kemendes. Saya berharap mas Budiman membawa terobosan itu, misalkan Cetak Biru Pengembangan Teknologi Perdesaan agar sesuai dengan kearifan lokal desa nanti, tak hanya berorientasi pada proyek saja”, jelas Prica, lulusan ITS ini.

Prisca juga menceritakan bahwa inovasi-inovasi tak selalu didorong oleh regulasi. Langkah-langkah seperti AKSITARU Indonesia, yang menghadirkan kelas-kelas teknik, konstruksi dan manufaktur di lingkup pemuda/ mahasiswa menghadirkan alternatif baru di ruang perkuliahan / kelas, sebagai pembentukan karakter enjiner Indonesia yang berkarakter.

Karakter enjiner kita juga perlu dikuatkan. Tak hanya berorientasi uang. Enjiner kita juga perlu dikenalkan dengan potensi desa, kearifan lokal, dinamika ekonomi politik di desa. AKSITARU mampu menciptakan wadah itu, dan saya bangga ber-AKSITARU“, jelas Prisca, yang juga sebagai mentor AKSITARU Indonesia

Bagikan ke
Posted in Rilis Pers

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *