Menu Close

Simulasi Aktor, Perlu Kolaborasi BUMDes dan TPS3R di Desa

Bandung (14/6), AKSITARU Indonesia yang diwakilkan oleh Eko Fajar Setiawan hadir dalam diskusi Ekonomi Sirkular di Perdesaan, dalam rangkaian acara SABISA (Sekolah Bisnis Desa) di green forest sejak 13. 14 dan 15 Juni 2023.

Eko Fajar mewakilkan AKSITARU Indonesia memaparkan hasil riset tentang kelembagaan ekonomi sirkular di beberapa desa di Jawa Barat. Ia berangkat dari beberapa temuan kasus ketidakberjalanan sarana prasarana TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah 3R). Tim Media AKSITARU Indonesia berhasil mewawancarainya setelah kegiatan pemaparan.

Dalam paparan nya itu, Eko menceritakan bahwa program TPS3R ini rentan mangkrak jika beberapa komponen aktivasi pengelolaannya belum disiapkan.

Ia menjelaskan setidaknya, terdapat lima (5) komponen penting dari pengelolaan sampah dari hulu (rumah tangga) yang harus ditekankan oleh pemerintahan desa yakni a) partisipasi masyarakat terlibat dalam pengelolaan (bank sampah), b) kesadaran memilah atau mengolah sampah dari rumah/ komplek rumah (dusun), c)insentif atau disinsentif pengelolaan (iuran sampah, dan reward), d) keberadaan kader lingkungan atau relawan pengelola dan e) keterampilan atau inovasi teknologi dari masyarakat.

“Tanpa lima (5) komponen itu, hasil riset kami soal Aktivasi TPS 3R yang mangkrak di Kabupaten Sumedang, Kuningan, Bandung Barat, Cianjur dan Cirebon tidak akan menyelesaikan masalah secara nalar” Jelasnya

Menurut Eko, dalam riset yang ia lakukan bersama teman-temannya itu sejak 2022-2023 bahwa riset soal aktivasi persampahan juga perlu memperhatikan peran aktor kelembagaan multipihak dari level desa- kecamatan dan kabupaten. Ia menjelaskan bahwa aktor kunci kebijakan pengelolaan sampah itu ada di Kabupaten, termasuk di tiap desa atau kecamatan.

Tangkapan Tim Media AKSITARU, 2023

“Peran Kades, Kelompok relawan TPS3R dan Pengelola usaha ekonomi desa (BUMDes/ Koperasi) seharusnya lebih diminta untuk terus saling berkolaborasi. Dari hasil simulasi aktor melalui ISM, aktor Kades ini berada di level yang kurang mempriotiaskan pengelolaan sampah namun disisi lain BUMDes dan Kelompok relawan pengelola sampah sangat terdepan menjadi pengelola. Disinilah, gap terbesar kita”, jelasnya

Ia juga mencontohkan beberapa hal yang dapat menjadi inspirasi desa, untuk mengelola sampah di desa melalui pendirian bank sampah, pelibatan tokoh masyarakat/ tokoh agama melalui gerakan sodaqoh sampah desa, tabungan bank sampah, dan model-model ekonomi sirkular yang menguntungkan di desa.

“Saya ajak bapak dan ibu, untuk bikin usaha briket/ Pellet/ RDF, sejenis material pengganti kayu bakar atau batubara. Itu semacam bahan material dari sisa-sisa limbah pertanian yang diolah, sebagai energi biomassa. Banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau pembangkit. PLN juga sudah mulai transisi kesana”, jawabnya

Tangkapan Tim AKSITARU, 2023

Di akhir diskusi dengan tim media, saat ditanya soal kesan peserta yang hadir. Eko menceritakan bahwa para peserta sangat antusias dan bersemangat.

“Tadi ada, desa yang sudah berkontribusi untuk PADes sekitar 50 juta. Desa di Karawang kalau tidak salah, untuk pengelolaan sampah. Luar biasa memang”, tutupnya

Kegiatan ini akan ditutup pada kamis, 15 Juni 2023 dengan keluaran berupa proposal usaha untuk pengembangan usaha baru di bidang ekonomi sirkular atau ekonomi kreatif di desa.

Bagikan ke
Posted in Diseminasi Riset

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *