Menu Close

Uji Petik Modul Sekolah Lapang Kader Ex Galian Tambang

Kuningan (11/01/2022), Beberapa Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, yang tergabung dalam Perkumpulan Kader Spasial Ganesha mengikuti uji petik kegiatan sekolah lapang “Ranger Ex Tambang” di sekitar Ex Galian C di Desa Cibulan, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan. Kegiatan ini terselenggara dari dukungan Bappeda (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah) Kabupaten Kuningan Bersama dengan Yayasan Wahana AKSITARU Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai langkah awal untuk melakukan uji coba modul pengajaran Pemetaan Kawasan Ex Galian Tambang kepada kader dan perangkat desa di sekitar lingkar tambang.

Sumber: Dokumentasi Kegiatan AKSITARU (2023)

Saya sangat bersyukur dan mengapresiasi rekan-rekan dari Komunitas Kader Spasial Ganesha, untuk berkegiatan di Cidahu Kuningan dan pada prinsipnya Bappeda Kuningan sangat welcome untuk berkolaborasi dengan peneliti, aktivis atau mahasiswa”, Ucap Jajang selaku Kepala Bidang Ekonomi Wilayah.

Lanjut Jajang, menurutnya pemetaan Kawasan eks galian tambang C di wilayah Cidahu ini merupakan kegiatan tematik yang memiliki keunikan karena mengangkat kultur bertani masyarakat dan transisi budaya dari pertambangan ke pertanian kembali, dengan mengangkat keberjalanan komoditas Kedelai di Cibulan, yang telah mendunia.

Ditanya terpisah, Andi, dari Bidang Ekwil juga sangat antusias terhadap kegiatan yang dilakukan oleh rekan-rekan dari Kader Spasial Ganesha ini. Menurutnya, kasus ex galian pasir ini, adalah pembelajaran bagi rekan-rekan mahasiswa yang memerlukan kolaborasi lintas bidang.

Mengatasi Kawasan eks galian tambang, memerlukan kecermatan untuk melihat nilai lahan dan peluang ekonomi di masa yang akan datang. Apakah kedelai ini akan prospek atau apa ada komoditas lain yang menjanjikan? Tentu dengan pola tanam yang baru”, tuturnya

Hal yang senada juga disampaikan oleh Hadi, sebagai tenaga ahli di Bappeda Kuningan yang membidangi koordinasi perencanaan ruang (spasial). Hadi menceritakan bahwa kebutuhan peta citra, dan peta tematik di Kawasan ex galian pasir atau tambang di Wilayah Kuningan sangat penting

Kita lihat ex galian tambang di Kuningan, masih ditelantarkan oleh pengusaha. Apa yang dilakukan ini (kader spasial ganesha) menarik untuk dikaji yakni fenomena perubahan budidaya di Kawasan zona ex galian tambang. Apalagi jika betul, peta tematik ex galian pasir itu hadir di desa, sudah barang tentu, akan membantu perencanaan desa supaya lebih baik di tingkat lokal”, petiknya

Sementara itu, dari sisi peserta yang mengikuti kegiatan ini di antaranya Wildan Fatih dan Achmad Reksabillah, mahasiswa Teknik Geodesi ITB dan Soemantri, Kader BPD mengutarakan hal yang sependapat dengan pernyataan rekan-rekan Bappeda.

Somantri, selaku bagian dari pemerintahan desa, merasa peta tematik eks galian pasir sangat diperlukan sebagai langkah untuk merancang masa depan tata ruang desa.

Jika ada Rencana Detil Tata Ruang Perkotaan,dengan skala 1:5000? Mengapa desa tidak mampu merancang nya? Tentu mengapa kita tidak buat peta tematik eks galian tambang dengan skala yang lebih rinci dengan overlay data peta blok desa (peta rijik/ letter C) ?” demikian tutur Somantri

Di akhir, Wildan Fatih juga menceritakan pengalaman perdana nya mengoperasikan drone DJI Phantom v2 Pro di atas luasan lahan sekitar lingkar tambang galian C.

“Ini pengalaman dan portfolio yang luar biasa di Kuningan. Pertama kalinya, saya dan Reksa bisa memetakan luas area yang luas di Jawa Barat sekitar 300 ha dan menggunakan drone dengan spesifikasi drone DJI yang qualified”

Lanjutnya, ia menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan uji coba modul dan kurikulum sekolah lapang bagi mahasiswa atau kader perangkat desa di wilayah masyarakat lingkar tambang untuk memetakan persoalan wilayah secara spasial dengan keluaran peta tematik komoditas pertanian prospek.

Menanggapi usulan Wildan, Eko Fajar selaku penanggung jawab demonstrasi sekolah lapang menyatakan bahwa penting dilakukan land recovery jika ingin membangun fisik Kawasan dengan estimasi 5 Milyar, estimasi luasan garapan 10 ha.

Ini ada sekitar 100 ha, jika per 10 ha 5 M, artinya per ha itu 500 Jt. Jaminan reklamasi mana yang bisa menanggung kerugian itu? Untung, karena inisiatif pemerintahan desa dan masyarakat di Cibulan, baik lewat dana desa, bantuan dinas atau swadaya warga, setidaknya wilayah eks galian tambang Cibulan sudah mulai produktif dengan ditanami kacang tanah, tebu dan kedelai.”, tanggap Eko

Ia melanjutkan bahwa relevansi sekolah lapang ini kepada peserta kegiatan, yakni menyadarkan mereka tentang investasi pasca tambang yang sangat mahal dan membutuhkan komitmen bersama, diantaranya melatih warga masyarakat lingkar tambang menginventaris kawasannya dan mendampingi aspirasi (kebutuhan) warga untuk merehabilitasi galian ex tambang dengan dana yang sangat terbatas.

Bagikan ke
Posted in Ranger Ex Tambang

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *