Blitar (18/8), hidrosol yang sejatinya merupakan limbah / residu dari hasil produksi minyak atsiri melalui proses penyulingan (destilasi) menjadi berkah bagi masyarakat di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Diselenggarakannya Launching Produk Hidrosol milik UMKM dan BUMDes Semen oleh Kimia Farma, SIL dan Pemprop Jawa Timur, besok hari (19/8/2022) akan resmi menyematkan desa Semen sebagai Desa Industri Hidrosol pertama di Indonesia yang telah bekerjasama dengan BUMN dari budidaya, pengembangan produk dan pemasaran produk turunan. Hal itu, perlu diadaptasi oleh desa-desa lain bahwa limbah industri minyak atsiri dapat menjadi pembangkit ekonomi baru bagi warga.

Sejatinya, Industri minyak atsiri sendiri telah berkembang sejak awal 90-an di Desa Semen, dengan ragam komoditas di antaranya nilam, sereh wangi, kenanga dan napol oleh para pelaku UMKM desa disana. Berkaca dari masifnya penggunaan teknologi destilasi sebagai tools untuk menghasilkan minyak atsiri. Tanpa disadari menghasilkan problem bagi masyarakat desa lainnya (eksternalitas) yang mengganggu permukiman desa. Hal yang selama ini menjadi problem bagi masyarakat luas, yakni soal limbah/ residu minyak atsiri dari proses destilasi.

Sebetulnya telah diatasi oleh kreativitas warga dengan mengembangkan produk turunan, berupa produk hidrosol (water aromatic) dari residu penyulingan komoditas. Pemanfaatan produk hidrosol ini telah dimulai sejak kurun waktu sepuluh (10) tahun terakhir, oleh beberapa UMKM di Semen. Limbah hidrosol sendiri jika dibuang ke lingkungan akan menimbulkan masalah baru, seperti meningkatnya nilai kebutuhan oksigen kimiawi. Dengan demikian perlu dilakukan pemanfaatan limbah hidrosol menjadi suatu produk yang memiliki nilai jual yang tinggi karena hidrosol masih mengandung minyak atsiri sekitar 0,2%.

Nur, salah seorang penggerak dan Pelaku UKM Hidrosol Desa menceritakan kepada kami bahwa usahanya bersama kawan-kawan lain untuk menyelesaikan persoalan limbah di desa Semen tidaklah mudah. Beberapa kali, ia sempat gagal dan bersaing dengan produk industri yang cukup bermerk di pasar nasional. Hingga akhirnya, datanglah kesempatan bagi Nur dkk untuk bekerjasama dengan Kimia Farma dan PT SIL (anak Perusahaan Kimia Farma) bergerak di bidang aroma terapi dan farmasi.

“Alhamdulillah, mas. Produk kami telah diterima oleh KF dan SIL. Bahkan kami harus ambil limbah destilasi/ penyulingan atsiri dari desa lain. Produk kita telah diakui, dan layak untuk diproduksi dan dikonsumsi secara massif di Pasar. Kami telah produksi beberapa varian seperti sereh, napol, dsb“, petik Nur kepada kami.
Dikutip dari Siregar (2020), Secara umum, hydrosol bisa digunakan untuk hal berikut: digunakan pada hewan peliharaan, digunakan pada anak-anak, untuk luka dan goresan, dasar (base) untuk pembuatan lotion, penggunaan topikal yang tidak diencerkan, dikonsumsi baik sebagai penyedap minuman atau untuk penggunaan terapeutik, parfum, perawatan kulit, dan semprotan linen (kain). Berikut adalah beberapa cara menggunakan hydrosol untuk berbagai keperluan, antara lain: semprotan untuk baju dan kain. semprotan untuk setrika, menghapus riasan, toner wajah, mengganti air di resep masker wajah dengan hydrosol, mengganti air di resep lotion dengan hydrosol, gunakan sebagai parfum, dan ditambahkan ke bak mandi
Nur berharap, kegiatan launching produk hidrosol besok, mampu membangkitkan dan memajukan perekonomian desa-nya. Ia berharap, dapat bekerjasama dengan desa-desa lain penghasil limbah atsiri mengingat kontinuitas limbah/ produksi perlu dikuatkan.
“Saat ini, kami masih perlu bekerjasama dengan desa-desa lain, sebagai supplier limbah atsiri dan sekaligus kita perlu memperluas pasar di retail-retail terdekat. Konsep usaha nya sangat merakyat dan memandirikan bangsa serta solutif menyelesaikan problem lingkungan, yakni limbah atsiri destilasi” tutup Nur
Sementara itu, Imam Mudzakir, selaku Pembina AKSITARU Indonesia sangat mendukung inisiatif warga Semen untuk merilis Desa Industri Hidrosol. Harapannya bisa bersinergi dengan rekan-rekan dari AKSITARU yang memiliki jejaring mahasiswa di beberapa kampus untuk bersama-sama memasarkan produk-produk turunan hidrosol di kampus-kampus dan lingkungan kos/ asrama mahasiswa.
“Yang menarik, dari Hidrosol ini, wilayah desa Semen juga tertata dengan baik, sehat dan lestari. Banyak warga yang kini bergiat sebagai pengelola/ pemilik Homestay di Semen. Lingkungan bersih, ekonomi bangkit dan asri lingkungannya“, demikian petik Imam

Sebagai informasi, kegiatan rilis Desa Industri Hidrosol akan diresmikan langsung oleh Bupati Blitar Rini Syarifah, Dirut Kimia Farma, Dirut PT SIL dan beberapa penggiat UMKM nilam dan atsiri di Wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kegiatan berlangsung sejak Pagi hingga Sore hari pada Jumat 19 Agustus 2022 di desa Semen, Blitar, Jawa Timur.
Kehadiran pada acara ini dapat menghubungi admin AKSITARU Indonesia.
https://majestyslotscasino.co.uk/