Menu Close

Gagas Platform Tata Ruang Desa, Pemprop Jabar Apresiasi

Bandung (31/05), AKSITARU Indonesia melakukan kunjungan audiensi kepada mitra Pemerintah Propinsi Jawa Barat, melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Jawa Barat. Dalam kunjungan audiensi itu, AKSITARU diwakilkan oleh Manager Program, Eko Fajar, dan PIC Platform Tataruangdesa.id, M. Faiz. Dalam forum tersebut, hadir Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Jawa Barat, Dicky Saromi dan jajaran bidang Pengembangan Potensi Desa serta tim Konsultan jasa pihak ketiga dari DPMD Jawa Barat.

Suasana Audiensi DPMD Jawa Barat

“Kami mengapresiasi kedatangan rekan-rekan AKSITARU ya, yang secara kebetulan juga punya visi yang sama untuk mengenalkan perencanaan desa berbasis tata ruang. Karena kebetulan, visinya sama. Ini, kami persilakan rekan-rekan bertukar pandangan, dan memberikan masukan kepada platform kami tapal desa “Papar Dicky Saromi

Menurut Dicky, Pemerintah Propinsi Jawa Barat sangat aktif memfasilitasi dan mendorong pemerintahan desa untuk memiliki basis dokumen tata ruang, dari dokumen batas desa dan dokumen citra desa (1:5000).

“Alhamdulillah pemprop kami, sudah selesai untuk batas desa sejak 2022 kemarin, dan semua desa memiliki peta 1:5000. Sejak saat itu, kami terus berpikir, buat apa peta dasar dan citra ini ya? Jika tidak kami olah lebih lanjut? Akhirnya, kami develope menjadi peta-peta tematik bersama tim kami”, lanjutnya

Sementara itu, Bayu dari DPMD Jawa Barat menyampaikan bahwa ke depan perlu partisipasi dan kerjasama untuk mensosialisasikan dan menguatkan kapasitas pemerintahan desa soal urgensi platform tata ruang desa.

“Kita sudah menghadap ATR dan Kemendagri, soal Norma, standar, prosedur dan kriteria dari dokumen penataan ruang desa yang memang sedang dikomunikasikan oleh pemerintah pusat, khususnya dalam tatar kebijakan satu data. Kehadiran tapal desa dan tataruangdesa akan sangat mewarnai model-model perencanaan tataruang desa karena memang belum ada pakem atau hal-hal yang mengatur disana”, jelasnya

Menambahkan hal itu, Bayu mengutarakan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengakses informasi tata ruang desa-nya menjadi kunci keberhasilan dari pengembangan platform penataan ruang desa

“Kita acapkali seringkali melihat RDTR Kawasan Perkotaan atau Rencana Kawasan Perdesaan tematik tertentu. Namun di kalangan masyarakat atau aparatur desa sekalipun, mereka seringkali bertanya? Setelah kita mengalokasikan anggaran untuk kegiatan perencanaan tataruang ini. Apa keuntungan dari desa kami? Inilah tantangan bagi teman-teman pendamping kader geospasial di desa.” tutupnya

Sementara itu, Dimas dari pihak asisten bidang yang membidangi program ini menyatakan bahwa inisiatif tapal desa dan tataruangdesa, memiliki akar visi yang sama yakni bagaimana basis pengambilan keputusan kepala desa dan basis perencanaan program pembangunan desa bersumber pada alasan rasional berbasis spasial (keruangan).

Faiz, selaku PIC Platform tataruangdesa menyampaikan bahwa platform ini masih dalam tahap pengembangan. Ia dkk mahasiswa Geodesi ITB yang dilibatkan dalam program AKSITARU ini menyatakan bahwa ide-ide penataan ruang di desa merupakan hal yang baru bagi kami dan kami sangat senang terlibat dalam kegiatan ini.

Faiz sedang paparan tataruangdesa.id

“Kesempatan yang diberikan oleh AKSITARU dan dedikasi tim untuk mengumpulkan data menggunakan drone, memvalidasi data dan mensosialisasikan hasil analisis kepada kelompok masyarakat di desa menjadi perjalanan tataruangdesa ini hadir disini”

Menurutnya, tim ini akan membuka ruang dialog dengan pemerintah propinsi Jawa Barat yang telah memiliki basis data citra 1:5000 dan batas desa eksisting desa yang sudah mutakhir untuk kemudian dimanfaatkan diolah menjadi peta-peta tematik yang mudah dikomunikasikan kepada warga

Sementara itu Eko Fajar menambahkan bahwa kegiatan ini tidak lepas dari rangkaian program AKSITARU Indonesia untuk mendukung pendampingan perencanaan tata ruang desa, dengan prioritas tahun pertama-desa lingkar tambang, di Jawa Barat

“Kami sudah punya model sekolah lapang untuk masyarakat lingkar tambang. Ini kader-kader kami, yang kami didik untuk memfasilitasi masyarakat lingkar tambang merehabilitasi lahan-lahan eks galian-nya melalui intervensi peta tematik desa”

Ia berharap dari audiensi ini, dapat dikembangkan model-model sekolah lapang melibatkan talenta-talenta muda geospasial dari perguruan tinggi untuk mendampingi perangkat desa atau pengelola BUMDes/ Koperasi.

“Saya harap, dari audiensi ini, adik-adik kader Geospasial dari beberapa kampus yang kami inkubasi mampu difasilitasi atau dihubungkan ke kerabat desa di pemerintah propinsi Jawa Barat”,tutupnya

Bagikan ke
Posted in Kader Geospasial Desa, Rilis Pers

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

go to top