Via Zoom (2/7), beberapa hari lalu diselenggarakan inisiasi forum inventor yang diselenggarakan oleh perwakilan kader AKSITARU Indonesia Universitas Gadjah Mada, Pengurus AKSITARU dan perwakilan dari PT Pertamina Patra Niaga untuk membahas temu ahli dan penggerak insinerator.

Temu ahli dan penggerak insinerator ini bertujuan untuk melakukan evaluasi, menguatkan standardisasi spesifikasi teknis barang, memperluas kemitraan antar pelaku bahkan mendorong regulasi terhadap praktik baik implementasi insenerator di berbagai daerah. Mengingat, banyak sekali respon kontra dari masyarakat atau pemerintah daerah yang berkeberatan terhadap penerapan teknologi insineretator.
Melalui Forum Temu Ahli Insenerator, Prof Zainal Abidin dari perwakilan Masaro ITB memaparkan tentang praktik baik implementasi insenerator Masaro, dan memberikan masukan terhadap implementasi program CSR oleh PT Pertamina Patraniaga di Sidoarjo.
Sekilas, teknologi masaro ini telah layak uji karena memiliki teknologi filter berupa wet scrubber dan beberapa fungsi lain, mampu menghilangkan asap kotor dari pembakaran sampah.

Dihubungi melalui whatsapp media, Prof Zainal Abidin mengutarakan dukungannya terhadap inisiatif temu ahli dan penggerak insinerator. Menurut beliau, urgensinya adalah bagaimana masyarakat kita memiliki kemampuan dan pengetahuan praktis tentang membangun insinerator yang berstandar. Untuk selanjutnya, membentuk komunitas masyarakat cerdas kelola dan manage sampah.
“Metode pembakaran sampah dengan insinerator itu dibolehkan, asalkan memperhatikan regulasi dan ketentuan yang sudah dibuat oleh kementerian lingkungan hidup. Dari aspek teknis, yang diperhatikan bagaimana residu dari pembakaran insinerator. Kami di Masaro sudah memiliki beberapa contoh, pengelolaan sampah dengan insinerator dengan produk yang beragam, ada BBM (lewat metode pirolisis), ada kompos padat dan pupuk cair dari sisa pembakaran insinerator, Tidak semua sampah dapat dibakar, ada yang dipilah dan diolah. Kami punya ketentuan, mana sampah yang harus dibakar dan tidak dibakar” Jelas Prof Zainal melalui Zoom
Lanjutnya, Prof Zainal Abidin mendukung gagasan temu penggerak dan ahli insinerator di berbagai daerah atau instansi, guna menyamakan persepsi dan standar baik penerapan insinerator di beberapa daerah. Ke depan, bagaimana persoalan sampah itu mampu selesai di level hulu, tidak hanya bersolusi akhir pada pembangunan TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Disisi lain, perwakilan dari PT Pertamina Patraniaga yang diwakilkan oleh Putri Kinasih, dari tim CSR officer Sidoarjo menyampaikan bahwa masukan teknis dari Prof Zainal selaku inventor AKSITARU sangat diperhatikan.
“Sebelum ini, kami merasa sulit untuk merespon keluhan masyarakat terhadap asap dari pembakaran sampah di wilayah mitra CSR kami. Tetapi setelah bertemu Prof Zainal, kami berpikir, ada banyak prospek dari produk turunan pengelolaan sampah dari teknologi masaro ITB”, jelas Putri
Putri pun berharap, agar forum inventor seperti ini dapat terus berjalan mempertemukan pelaku teknis, mitra dan pelaksana program CSR atau bahkan stakeholder di daerah. Mengingat persoalan penanganan sampah perlu melibatkan semua pihak, dalam kerangka dan prinsip kerjasama yang baik.
Inisiatif forum ahli dan penggera insinerator ini dapat dilaksanakan melalui workshop virtual (zoom/ google meeting) atau dapat dilaksanakan secara hybrid (online/ offline). AKSITARU Indonesia, sebelumnya telah memiliki giat Bandung Tour De Workshop yakni kegiatan edukasi wisata ilmiah dengan mengunjungi beberapa kantor atau pabrik manufaktur di Kota Bandung. Bandung Tour De Workshop Tahun 2023 bertema tentang manufaktur kriya dan seni sementara Bandung Tour De Workshop Tahun 2024 bertema tentang energi baru terbarukan. Harapannya, dengan kegiatan Bandung Tour De Workshop, terjalin komitmen dan kesepahaman antar pelaku industri manufaktur untuk mengedukasi masyarakat tentang dunia keteknikan, dan manufaktur serta memetakan peluang kerjasama antara swasta dengan berbagai pihak, termasuk kerjasama dengan BUMDes/ Koperasi.