Menu Close

Air Sungai Cigugur Tercemar, Ikan Dewa Cibulan Wafat

Kuningan (31/08), Meninggalnya ikan dewa Cibulan di Kuningan menjadi fenomena masyarakat Kuningan. Pasalnya, ikan yang dikeramatkan oleh Warga se Kabupaten Kuningan ini dipercayai sebagai penjelmaan prajurit Prabu Siliwangi atau Raja Pajajaran. Mereka percaya ikan ini adalah prajurit-prajurit yang membangkang atau tidak setia pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi

Sumber: Cuplikan IG Radar Cirebon, 2022

Eko Fajar selaku Manager Riset dan Kemitraan, menceritakan kepada tim Media AKSITARU bahwa matinya ikan dewa cibulan secara massal disebabkan karena daya dukung lingkungan utamanya kelestarian sungai Cigugur terganggu. Ia belum meyakini, bahwa fenomena ini berhubungan dengan fenomena kepemimpinan bangsa Indonesia atau pertanda buruk kepemimpinan negeri ini.

Bisa dilihat dari peta kepadatan penduduk Kecamatan Jalaksana dan Kecamatan Cigugur, sepertinya permukiman sudah padat. Belum aktivitas pertanian dengan fungsi pertanian holtikultura dan aktivitas peternakan sapi di hulu yang syarat akan pestisida dan potensi bahan cemaran seperti COD dan BOD nya tinggi atau cemaran lain dari kotoran ternak sehingga ikan para dewa pun tak kuat dan tak sanggup menahan nya”, jelas Eko

Namun demikian, Eko Fajar sangat mengagumi keluhuran warga masyarakat Kuningan yang dengan bijak mengubur beberapa ikan Dewa Cibulan yang dianggap sebagai jelmaan prajurit Prabu Siliwangi.

Dari video yang viral, disini, Saya sangat mengapresiasi dan menghargai warga disana. Mereka sangat menjaga warisan budaya nenek-moyangnya dengan baik. Namun di sisi lain, warga Cigugur dan Cibulan juga penting untuk mendapatkan edukasi lain terkait bagaimana mengelola ekosistem sungai yang jernih dan berkualitas disana. Sebaiknya untuk strategi adaptasi ke depan, perlu dibangun dengan massif Sarana IPAL Terpadu“, tegas Eko

Selain pembangunan IPAL Terpadu di beberapa titik, perlu untuk kampanye terhadap warga setempat untuk menjaga ekosistem sungai disana, khususnya yang mengaliri air ke sungai atau aliran Danau/ Kolam ikan Dewa Cibulan. Kampanye tersebut dapat berupa pengalihan pupuk anorganik ke organik untuk bertani, pengumpulan, pengolahan dan pemilahan sampah atau limbah kotoran ternak atau limbah rumah tangga.

Warga Kuningan patut berbangga karena jarang sekali memiliki spesies ikan langka yang dibalut dengan mitologi daerah. Jika saya dokter hewan, mungkin saya berpikir untuk mengembang-biakan ikan dewa Cibulan atau menyiapkan kolam baru (eksitu) pemindahan ekosistem baru bagi kawanan Ikan dewa Cibulan“, Jelas Eko kepada tim AKSITARU

Ia juga menambahkan bahwa kekuatan kultural warga Kuningan terhadap budaya, diharapkan mampu beradaptasi dengan kebutuhan zaman yang sedikit mempertimbangkan aspek rasional, logis dan sains atau teknologi.

Percaya pada Tuhan, taat pada nasihat leluhur/ orang tua itu sangat mulia. Namun bertindak secara rasional, dan terukur adalah kunci kemajuan peradaban masa depan“, tutup Eko

Bagikan ke
Posted in Ekonomi Hijau Indonesia, Smart Villages Indonesia

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

go to top